Ternyata stres tidak hanya dialami oleh manusia saja. Burung yang Anda pelihara juga bisa mengalami stres. Kondisi seperti ini tentunya tidak baik untuk kesehatan burung karena dapat mempengaruhi mental dan fisiknya. Nah, berbicara tentang masalah stres, sebenarnya stres dapat dialami oleh semua jenis burung baik yang sudah jinak maupun yang masih liar.
Burung yang sedang stres akan mengalami berbagai perubahan terutama perubahan pada fisik, emosional, serta metabolisme tubuh burung tersebut. Maka dari itu, burung yang stres tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kita sebagai pecinta burung harus merawatnya dengan baik. Namun, sebelum itu, mari kita bahas ciri-ciri dari burung yang sedang stres.
Ciri-ciri burung yang sedang stres
- Burung biasanya akan mengalami perubahan dari yang semula jinak kemudian tiba-tiba berubah menjadi liar.
- Burung yang semula mau makan voer, mendadak menolak makan voer.
- Burung yang semula rajin berbunyi atau gacor, tiba-tiba langsung berubah menjadi pendiam atau macet bunyi.
- Burung mulai sering mengembangkan bulu-bulunya atau mengembung walaupun dia aktif bergerak dan masih mau makan.
- Pada burung paruh bengkok, seperti Lovebird atau burung Nuri, perubahan perilakunya ditandai dengan menyakiti diri sendiri. Misalnya mencabuti bulu-bulunya atau menjadi galak dan sering menggigit tangan yang memberinya pakan.
Melihat ciri-ciri burung yang sedang stres, pasti membuat Anda semakin penasaran denganapa yang menyebabkan burung bisa menjadi stres. Berikut ini beberapa penyebab burung berubah menjadi stres, seperti yang dilansir oleh Omkicau.
Penyebab burung mengalami stres
- Burung merasa terganggu oleh kehadiran hewan peliharaan lain, misalnya anjing, kucing, tikus dan lain sebagainya.
- Terkadang sangkar baru juga berpengaruh dan membuat burung justru kurang nyaman, hingga akhirnya burung menjadi stres.
- Pergantian tenggeran atau tangkringan sangkar burung dapat membuat burung tidak nyaman. Lebih baik Anda tetap menggunakan tenggeran yang lama.
- Burung bisa stres karena terkena asap atau polusi udara.
- Sangkar burung yang baru dicat atau dipelitur dapat membuat burung stres. Sebaiknya sangkar disiram air dan diangin-anginkan agar bau cat dan pelitur hilang.
- Burung sering digantung di pinggir jalan raya yang dilalui oleh kendaraan bermotor, di dekat lokasi pembuangan sampah, pabrik serta orang-orang yang sedang merokok.
- Suara yang keras dari binatang, petasan atau peralatan mesin juga dapat membuatnya kaget dan akhirnya burung tersebut stres.
- Pergantian pakan yang dianggapnya tidak terlalu enak juga bisa membuatnya stres.
- Burung masih liar atau burung tangkapan hutan yang belum jinak.
- Teknik memegang burung yang salah dapat membuatnya trauma.
- Perhatikan pula air minum yang terkontaminasi bakteri terutama bakalan e-coli.
- Pakan voer yang sudah basi bisa membuat burung keracunan dan akhirnya stress terkena racun lingkungan, seperti pestisida, herbisida, fungisida dan sejenisnya.
- Burung jarang dilatih di kandang umbaran atau ditempatkan di sangkar yang terlalu kecil.
- Burung yang ditinggal pasangannya atau ditinggal mati.
- Perjalanan jauh seperti saat mudik dapat membuat burung menjadi stres. Burung yang rentan terhadap stres di perjalanan, antara lain Cucak Hijau dan Anis Merah.
- Burung yang jarang diperhatikan atau diabaikan dan tidak mendapat perawatan yang memadai dari pemiliknya.
- Burung bakalan yang baru dibeli dari pasar burung biasanya dia belum bisa beradaptasi tetapi sudah dipaksakan untuk di gantung di tempat ramai.
- Burung terlalu sering di gantung berdekatan dengan jenis burung lain yang sama-sama bertipe fighter, seperti Murai Batu dan Tledekan.
- Burung terlalu sering dimaster dengan suara kicauan dari jenis burung yang sama, apalagi yang lebih gacor dan volumenya kencang.
- Pemilik terlalu sering memegang burung, terutama jika burung masih bakalan atau belum jinak.
- Burung jarang dimandikan dan jarang dijemur di bawah sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
- Kondisi tubuh burung kurang sehat atau sedang sakit.
- Burung mengalami trauma akibat sangkar yang terjatuh atau luka yang dideritanya.
- Burung yang mengalami masa mabung (ganti bulu baru) tapi pergantiannya terlalu lama.
- Burung terserang kutu yang membuatnya tidak nyaman dan terganggu.
- Pakan dan air minum burung yang tercemar serta terkontaminasi kuman serta bakteri.
- Burung terkena penyakit tertentu akibat sangkar yang terlalu kotor dan jarang dibersihkan.
Cara mengatasi burung yang stres
Sebenarnya kita tidak bisa mengetahui kapan burung akan stres, tetapi kita bisa mencegahnya, seperti membuat burung selalu fit dengan cara memastikan kecukupan vitamin dalam tubuh burung.
Burung yang stres membutuhkan lokasi yang tenang tanpa gangguan dari orang lain atau hewan-hewan liar. Oleh karena itu, sebisa mungkin jauhkan burung dari burung-burung yang lain. Dalam hal ini, burung tidak boleh melihat burung lain dan tidak mendengar burung tersebut.
Jadi, sebaiknya burung digantang di lokasi yang tenang di ruangan tertentu sambil memutar suara terapi alam. Kalau Anda tidak mempunyai ruangan untuk menenangkan burung yang sedang stres, Anda bisa mengkerodong burung mulai sore hari hingga malam hari.
Hal ini untuk menstimulasi kondisi burung yang sedang stres dan memulihkan kondisi fisiologisnya. Burung yang stres bisa diterapi menggunakan kandang umbaran. Tujuannya untuk melatih otot-otot sayap burung dan menguatkan kembali mental burung sekaligus mempercepat kesembuhan burung dari stres.
Bagi Anda yang ingin melakukan terapi umbaran, Anda cukup melatihnya 1 -2 jam sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari. Nah, agar burung tidak stres lagi, maka tambahkan makanan dengan sumber energi dan protein yang tinggi, serta asupan vitamin dalam jumlah yang cukup.
Saran dari Omkicau, burung yang stres dapat dipulihkan menggunakan BirdVid setiap hari sampai kondisi fisiknya benar-benar membaik. Selama melakukan perawatan burung yang sedang stres, diharapkan Anda memberikan pakan kroto satu cepuk setiap pagi dan sore hari.
Demikian beberapa penyebab burung menjadi stres dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.
0 Comments